Profil Desa Kutowinangun
Ketahui informasi secara rinci Desa Kutowinangun mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Kutowinangun, pusat pemerintahan Kecamatan Kutowinangun, Kabupaten Kebumen. Mengupas tuntas potensi ekonomi, kondisi geografis, demografi, infrastruktur strategis, serta tata kelola pemerintahan desa yang dinamis dan transparan di jalur utama
-
Pusat Strategis
Desa Kutowinangun merupakan ibu kota Kecamatan Kutowinangun, menjadi pusat layanan pemerintahan, pendidikan, dan kesehatan bagi 18 desa lainnya di sekitarnya.
-
Motor Penggerak Ekonomi Lokal
Dengan adanya Stasiun Kutowinangun, Pasar Kutowinangun, dan Taman Kuliner Desa, wilayah ini menjadi simpul utama kegiatan perdagangan, distribusi hasil bumi, dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
-
Tata Kelola Pemerintahan Aktif
Di bawah kepemimpinan yang progresif, Pemerintah Desa Kutowinangun menunjukkan transparansi anggaran dan aktif menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan pembangunan desa.

Terletak di jalur strategis yang menghubungkan kota-kota besar di lintas selatan Pulau Jawa, Desa Kutowinangun tidak hanya berfungsi sebagai pusat administratif Kecamatan Kutowinangun, Kabupaten Kebumen, tetapi juga menjelma menjadi episentrum kegiatan ekonomi dan sosial yang dinamis. Keberadaannya yang vital ditopang oleh infrastruktur kunci seperti stasiun kereta api dan pasar regional, menjadikan desa ini sebagai gerbang utama bagi pergerakan barang dan jasa di kawasan sekitarnya. Dengan tata kelola pemerintahan yang semakin modern dan partisipatif, Desa Kutowinangun terus berbenah, mengoptimalkan setiap potensi untuk kesejahteraan warganya.
Profil ini mengulas secara mendalam berbagai aspek yang membentuk Desa Kutowinangun, dari kondisi geografis dan demografisnya, jejak sejarah dan sistem pemerintahannya, hingga denyut nadi perekonomian, potensi sosial budaya, serta infrastruktur penopang yang menjadikannya sebagai salah satu desa paling berpengaruh di Kabupaten Kebumen.
Geografi dan Demografi
Desa Kutowinangun ialah pusat dari Kecamatan Kutowinangun yang memiliki total luas wilayah 33,73 kilometer persegi atau 3.373 hektare. Secara geografis, kecamatan ini terletak pada koordinat 7°45`5" Lintang Selatan dan 109°37`0" Bujur Timur, dengan ketinggian rata-rata 13 meter di atas permukaan laut. Wilayah ini didominasi oleh dataran rendah yang subur, terbagi atas lahan sawah seluas 1.435,71 hektare dan lahan kering seluas 1.937,29 hektare. Sebagian besar lahan sawah telah memanfaatkan sistem irigasi teknis yang memungkinkan dua kali panen padi dalam setahun.
Sebagai pusat kecamatan, Desa Kutowinangun berbatasan langsung dengan beberapa desa tetangga yang menopang perannya sebagai sentra kegiatan. Di sebelah utara, desa ini berbatasan dengan Desa Lundong. Sebelah timur dan selatan berbatasan dengan Desa Kuwarisan, sedangkan di sebelah barat, batasnya ialah Desa Mekarsari dan sebagian lagi Desa Lundong. Letaknya yang sentral memudahkan aksesibilitas dan koordinasi antarwilayah.
Berdasarkan data Sensus Penduduk 2020, jumlah penduduk Kecamatan Kutowinangun mencapai 47.520 jiwa. Meskipun data spesifik untuk Desa Kutowinangun belum dipublikasikan secara terpisah dalam rilis data terakhir, sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi, desa ini memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tergolong tinggi dibandingkan desa-desa lain di sekitarnya. Mobilitas penduduk harian juga sangat tinggi, didorong oleh aktivitas di pasar, stasiun, sekolah dan kantor pemerintahan yang semuanya berlokasi di desa ini.
Sejarah dan Pemerintahan
Sejarah Kutowinangun sebagai sebuah entitas pemerintahan sudah mengakar sejak lama. Dalam beberapa catatan sejarah lokal, nama Kutowinangun telah disebut sejak era Kerajaan Mataram. Statusnya kemudian berkembang menjadi sebuah distrik atau kawedanan pada masa kolonial, yang membawahi beberapa wilayah kecamatan di sekitarnya. Warisan sejarah ini menjadikan Kutowinangun memiliki struktur sosial dan tata ruang yang mapan sejak dulu.
Saat ini, Desa Kutowinangun dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang bertanggung jawab langsung terhadap penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. Per Juli 2025, tampuk pimpinan dipegang oleh Kepala Desa Fahmi Huda, S.Sos., yang mulai menjabat sejak 2023 melalui mekanisme Pengganti Antar Waktu (PAW).
Di bawah kepemimpinannya, Pemerintah Desa Kutowinangun menunjukkan komitmen kuat terhadap tata kelola yang baik dan transparan. Hal ini dibuktikan dengan adanya situs web resmi desa yang aktif mempublikasikan berbagai kegiatan, termasuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) Tahun Anggaran 2025. Langkah ini tidak hanya memenuhi amanat keterbukaan informasi publik tetapi juga membangun kepercayaan masyarakat. Selain itu, pemerintah desa secara proaktif menjalin kemitraan, seperti yang terlihat dari kegiatan penyuluhan hukum terpadu yang diselenggarakan bekerja sama dengan Fakultas Hukum Universitas Diponegoro pada April 2025.
"Kami berkomitmen untuk menjalankan pemerintahan yang terbuka dan akuntabel. Publikasi APBDes dan informasi kegiatan desa merupakan hak masyarakat dan kewajiban kami untuk memenuhinya," ujar salah seorang perangkat desa dalam sebuah kesempatan, merefleksikan semangat yang diusung oleh pemerintah desa saat ini.
Potensi Ekonomi dan UMKM
Perekonomian Desa Kutowinangun merupakan pilar utama yang menopang kehidupan masyarakatnya dan wilayah sekitar. Posisi strategisnya sebagai ibu kota kecamatan menjadikan desa ini sebagai pusat perdagangan dan jasa. Denyut ekonomi paling terasa di area Pasar Kutowinangun, yang menjadi titik temu antara penjual dari berbagai desa penghasil komoditas pertanian dengan pembeli dari dalam maupun luar kecamatan.
Sektor pertanian, meskipun lahannya tidak seluas desa-desa agraris murni, tetap memberikan kontribusi penting. Komoditas seperti padi, palawija, dan sayuran dari wilayah sekitar diperdagangkan di sini. Selain itu, Kecamatan Kutowinangun secara umum dikenal sebagai sentra industri rumah tangga, seperti kerajinan gerabah, produksi ember, dan alat-alat rumah tangga lainnya. Desa Kutowinangun berfungsi sebagai etalase dan pusat pemasaran bagi produk-produk tersebut.
Inovasi ekonomi yang menjadi sorotan utama beberapa tahun terakhir yakni peresmian Taman Kuliner Desa Kutowinangun pada awal 2022. Inisiatif yang digagas oleh pemerintah desa ini memanfaatkan lahan strategis di dekat lapangan desa untuk memfasilitasi para pedagang kecil dan UMKM kuliner. Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto, saat peresmian menyatakan apresiasinya. "Adanya taman ini menunjukkan bahwa pemerintah desa punya perhatian terhadap para pedagang kecil. Tempatnya strategis, ada di pusat keramaian dekat pasar dan jalan raya," ujar Bupati Arif. Taman kuliner ini terbukti berhasil menjadi magnet baru, menciptakan pusat keramaian, dan memberikan dampak ekonomi langsung bagi puluhan pelaku usaha lokal.
Infrastruktur dan Aksesibilitas
Infrastruktur merupakan salah satu keunggulan utama yang dimiliki Desa Kutowinangun. Keberadaan Stasiun Kutowinangun di jalur kereta api lintas selatan Jawa menjadi gerbang transportasi massal yang vital. Stasiun ini melayani kereta api penumpang kelas ekonomi maupun eksekutif, serta menjadi sarana penting untuk logistik dan distribusi barang. Kehadirannya mempermudah mobilitas penduduk untuk bekerja atau menempuh pendidikan di kota-kota besar seperti Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta.
Jaringan jalan di Desa Kutowinangun juga dalam kondisi baik. Desa ini dilintasi oleh jalan raya utama yang menghubungkan Kebumen dengan Purworejo, menjadikannya jalur yang ramai oleh lalu lintas kendaraan pribadi maupun angkutan umum antar kota. Aksesibilitas ini didukung oleh berbagai moda transportasi lokal seperti angkutan pedesaan, becak, dan ojek yang siap melayani kebutuhan mobilitas warga ke berbagai penjuru kecamatan.
Selain transportasi, fasilitas publik lainnya seperti layanan perbankan, kantor pos, pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas Kutowinangun), dan lembaga pendidikan dari tingkat dasar hingga menengah atas tersedia lengkap. Sungai-sungai besar seperti Kali Medono yang melintas di dekat wilayah kecamatan juga menjadi bagian penting dari ekosistem dan sumber daya air, meskipun upaya mitigasi bencana banjir tetap menjadi perhatian pemerintah.
Sosial, Budaya, dan Pendidikan
Kehidupan sosial masyarakat Desa Kutowinangun bersifat heterogen, terdiri dari penduduk asli dan pendatang yang bekerja sebagai aparatur sipil negara, pedagang, maupun karyawan swasta. Bahasa yang digunakan sehari-hari umumnya ialah Bahasa Jawa dengan dialek Bagelen yang khas, meskipun sebagian warga juga menggunakan dialek Banyumasan.
Kegiatan keagamaan dan budaya berjalan harmonis. Terdapat Masjid Besar At-Taqwa yang menjadi pusat kegiatan Islam, serta fasilitas ibadah lainnya. Kesenian tradisional seperti karawitan juga masih lestari dan kerap ditampilkan dalam acara-acara desa, seperti saat peresmian Taman Kuliner, menunjukkan adanya upaya pelestarian budaya lokal di tengah arus modernisasi.
Di sektor pendidikan, Desa Kutowinangun merupakan pusatnya di tingkat kecamatan. Terdapat sejumlah Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Kejuruan (SMK) baik negeri maupun swasta. Keberadaan fasilitas pendidikan yang lengkap ini menjadikan Desa Kutowinangun sebagai tujuan bagi para pelajar dari desa-desa di sekitarnya untuk menuntut ilmu.
Dengan segala potensi dan peran strategisnya, Desa Kutowinangun bukan sekadar sebuah unit administrasi, melainkan sebuah pusat pertumbuhan yang dinamis. Melalui sinergi antara pemerintah desa yang proaktif, masyarakat yang partisipatif, dan dukungan infrastruktur yang memadai, desa ini terus bergerak maju, memantapkan posisinya sebagai jantung kehidupan di Kecamatan Kutowinangun dan salah satu pilar penting pembangunan di Kabupaten Kebumen.